Post Terbaru

Jenderal M. Jusuf Prajurit Sejati

Jendral M. Jusuf (baca : Yusuf) adalah seorang tokoh militer dan prajurit sejati yang sangat berpengaruh di Indonesia. Nama lengkapnya adalah Andi Muhammad Jusuf Amir seorang Bugis yang lahir di Kajuara, Bone, Sulawesi Selatan. Bila dilihat dari nama beliau (Andi) maka bisa diketahui bahwa ia memiliki darah bangsawan, tetapi ia melepaskan gelar kebangsawanannya itu pada tahun 1957 dan tidak pernah menggunakannya lagi.

http://www.iwansetiawan.com/2016/05/jenderal-jusuf-prajurit-sejati.html


Jendral M Jusuf dikenal sebagai seorang prajurit pejuang yang berani, tegas, dan bersih. Niat kuatnya untuk berjuang membela tanah air dimulai ketika Soekarno dan Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Saat itu M. Jusuf masih berusia kurang lebih 17 tahun, ia berlayar menuju Pulau Jawa dengan niat ikut bergabung dengan pemuda pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Saat itu M. Jusuf muda ditampung oleh Kahar Muzakar dalam laskar Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS).

Karir militernya dimulai sebagai prajurit Angkatan Laut, yaitu sebagai ajudan Letnan Kolonel Kahar Muzakkar di Angkatan Laut Republik Indonesia Pangkalan X Yogyakarta. Dan pada 1949, M. Jusuf beralih ke Angkatan Darat, ia pernah menjadi bagian dari anggota Polisi Militer saat berpangkat Kapten. Dan pada tahun 1950, M. Jusuf menjadi ajudan Kolonel Alex Kawilarang, Panglima Komando Tentara dan Territorium VII/Indonesia Timur (TTIT) (sekarang KODAM VII/Wirabuana). Saat itu ia ikut memadamkan pemberontakan yang dilakukan oleh Republik Maluku Selatan (RMS). M. Jusuf kemudian melanjutkan karier militernya hingga mencapai puncak tertinggi sebagai prajurit Angkatan Darat dengan pangkat Jendral, Ia juga pernah menjabat sebagai Menhankam/PANGAB dalam Kabinet Pembangunan III di masa Pemerintahan Soeharto.

Saat Pemerintahan Orde Baru, M. Jusuf dikenal dekat dengan Presiden Soeharto. Ia banyak melakukan perubahan-perubahan mendasar atas wajah militer Indonesia, terutama TNI Angkatan Darat. Pada masa beliau, militer aktif melakukan konsolidasi, penguatan ideologisasi dwi fungsi ABRI, sekaligus penataan struktur militer. Saat menjadi Panglima ABRI, M. Jusuf juga dikenal sangat dekat dengan para prajurit. Dia berkeliling Indonesia untuk menemui para prajurit di barak-barak. Dengan hangat dia menyapa keluarga prajurit. Dia membangun asrama, memperbaiki fasilitas yang rusak, memberikan bantuan dan dengan sikap kebapakan mendengarkan curhat para prajurit. M. Jusuf banyak menghabiskan waktu di antara para prajuritnya. Nyaris tidak pernah duduk di meja kerja. Karena itu dia menjadi sangat populer. Tak hanya di kalangan prajurit, namun juga di mata rakyat. Saat itu TVRI yang menjadi satu-satunya stasiun TV selalu menayangkan kunjungan kerja Jenderal M. Jusuf.

Karena kepopulerannya itu banyak orang yang menyangka ia akan dipasangkan jadi wakil presiden atau bahkan menjadi presiden menggantikan Soeharto. Tapi sayangnya takdir berkata lain, Ia tidak menjadi wakil presiden ataupun presiden, setelah memangku jabatan tertinggi di militer ia digantikan oleh Jendral L.B. Moerdani. Beliau kemudian ditempatkan sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (waktu itu disebut Bapeka) yang merupakan dunia kerja yang sangat berbeda dengan dunia kerja sebelumnya. Setelah selesai dengan tugasnya di Bapeka, M. Jusuf memilih pulang ke Makassar mengurusi kegiatan sosial, mengurus rumah sakit dan fokus pada masalah ibadah.

Jendral M. Jusuf meninggal pada tanggal 8 September 2004 di Makassar. Kini, Jenderal yang tegas dan jujur ini telah terbaring tenang. Kepergian jenderal dari Sulawesi Selatan ini, tentu amat berbekas bagi bangsa Indonesia karena beliau telah memberikan contoh pemimpin yang selalu memperhatikan nilai kejujuran, kebenaran dan kerendahan hati serta selalu memperhatikan orang-orang yang berada di bawahnya.

 
Proudly powered by Blogger Template by Creating Website
Iwan Setiawan Blog Sitemap
© www.iwansetiawan.com All Rights Reserved
Mei 2016