Post Terbaru

Membuang Orang Tua di Gunung

"Walau merupakan cerita legenda, tetapi mungkin praktek ubasuteyama ini pernah dilakukan pada masa lalu di Jepang."

Di negara Jepang ada cerita rakyat yang menceritakan tentang tradisi membuang orang tuanya yang sudah tua ke hutan, namanya Ubasuteyama. Uba adalah kata Jepang untuk wanita tua sementara sute berarti membuang atau meninggalkan. "Ubasute" berarti "meninggalkan seorang wanita tua".

Praktek ini konon dilakukan di Jepang di mana seorang yang relatif sudah sangat tua dibawa naik ke atas gunung atau ke dalam hutan, kemudian ditinggalkan dan dibiarkan mati karena kedinginan, dehidrasi, kelaparan, atau sebab lainnya. Para orang tua yang dibuang merupakan orang tua yang tidak bisa bekerja lagi dan dianggap sebagai beban serta tidak berguna untuk keluarga dan kehidupan di desa.

Walau merupakan cerita legenda, tetapi mungkin praktek ubasuteyama ini pernah dilakukan pada masa lalu di Jepang. Praktek ini bukanlah tradisi umum masyarakat Jepang, dan mungkin hanya pernah terjadi selama masa kekeringan dan kelaparan, dan disebabkan oleh aturan yang diwajibkan oleh pejabat feodal masa itu.

Ubasuteyama telah meninggalkan jejak pada cerita rakyat Jepang, di mana ia membentuk dasar dari banyak cerita legenda dan puisi. Dalam salah satu alegori diceritakan seorang anak yang berniat membuang ibunya ke sebuah hutan di gunung. Cerita ini begitu populer dan tersebar ke selurah penjuru dunia karena memberikan inspirasi tentang kasih sayang seorang ibu kepada anaknya yang tidak akan pernah hilang sampai kapanpun.  Cerita lengkapnya bisa Anda baca berikut ini;

Berkisah tentang seorang pemuda yg berniat membuang ibunya ke hutan di gunung, hal ini dilakukan karena si ibu sudah lumpuh dan agak sedikit pikun. Si pemuda tampak bergegas menggendong ibunya menyusuri hutan. Si Ibu wajahnya terlihat sedih dan terlihat tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yg bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yg mereka lalui.

Sesampai di dalam hutan yang lebat di atas gunung, si anak menurunkan ibunya dari gendongan. sebelum pergi meninggalkan ibunya di hutan itu, ia mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menyembunyikan kesedihannya karena tak menyangka ternyata dia tega melakukan perbuatan ini terhadap ibunya.

Justru si Ibu yg tampak lebih tegar, walau sedih karena harus berpisah dengan anaknya. Sambil tersenyum dia berkata, "Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kecil sampai dewasa, Ibu selalu merawatmu dengan segenap rasa cinta. Bahkan sampai hari ini, rasa sayang ibu tidak berkurang sedikit pun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yg kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kamu tersesat, ikutilah tanda itu agar kamu selamat sampai di rumah."

Mendengar kata-kata ibunya, si anak menangis dengan sangat keras. Ia kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah. Pemuda tersebut pada akhirnya merawat si Ibu yg sangat mengasihinya sampai akhir hayat ibunya.

Dari cerita di atas kita harus ingat bahwa kasih orang tua tidak pernah pudar sampai kapanpun. Orang tua tidak akan pernah meninggalkan kita, bagaimana pun keadaan kita, walaupun saat kita dirawat kita pernah berbuat kurang ajar atau menyakiti mereka.

Karena itu saat kita sukses janganlah kita melupakan mereka, sebesar dan sesukses apapun kita. Tidak akan lepas dari jasa orang tuan yang tidak akan pernah bisa kita balas dengan apapun.

 
Proudly powered by Blogger Template by Creating Website
Iwan Setiawan Blog Sitemap
© www.iwansetiawan.com All Rights Reserved
Juli 2015