Tahukah anda komunikasi kepada Anak merupakan salah satu dasar pembentukan mental dan kepribadiannya. Tanpa sadar orang tua kadang mengeluarkan kata atau kalimat yang berdampak kurang baik bagi si anak walaupun kelihatannya kalimat itu sepele dan tidak mengndung arti yang negatif.
Dilansir dari Yahoo Shine, ada beberapa kalimat yang memang tidak sebaiknya diucapkan kepada anak. Perhatikan, kalau Anda biasanya seringkali memakai kalimat ini kepada anak, usahakan untuk mengganti kalimat tersebut sejak dini.
"Aduh pinter...", "Aduh cantiknya...", dan lain sebagainya
Pujian kepada anak memang dapat meningkatkan kepercayaan diri si anak. Tetapi di sisi lain ada efek yang kurang baik dan bisa menjadi bumerang bagi pertumbuhan mental dan kepribadian si anak. Kalimat pujian sebenarnya tidak akan menjadi masalah apabila digunakan secara bijaksana dan pada waktu tepat. Tetapi bila terlalu sering diucapkan akan membuat anak jadi over PD, selain itu ketika mereka gagal dalam melakukan sesuatu akan membuat beban dan mereka akan menemukan fakta bahwa kalimat yang Anda ucapkan itu hanya kalimat manis yang menghibur semata. Memang sulit menggunakan kalimat ini, tetapi kalau Anda dengan bijak menggunakannya, anak-anak akan memahami maknanya dengan lebih baik kok.
"Pokoknya kamu yang terbaik...", "Kamu yang paling hebat....",
Sama halnya kalimat di atas sebelumnya, menekankan bahwa anak adalah yang terbaik di satu sisi akan membuat anak jadi percaya akan kemampuan dirinya, di sisi lain Anda sedang membangun tembok kesombongan yang akan membuat anak jadi merasa paling hebat. Bila hal ini terjadi maka Anda juga sedang membangun sifat merendahkan terhadap orang lain di dalam diri si anak, karena ia akan selalu merasa tidak ada orang lain yang lebih hebat ketimbang si anak. Hal ini tentu berbahaya bagi perkembangan sifat si anak apalagi akalu terbawa sampai dewasa. Anak akan menjadi egois dan tidak bisa legowo dan belajar dari orang lain. Sifat keras kepalanya juga akan terbentuk karena ia merasa yang paling benar.
"Kamu nakal sekali!"
Kalimat ini adalah kebalikan dari kalimat diatas sebelumnya. Adalah hal yang sangat buruk untuk melabeli anak dengan "nakal/badung/bandel", karena bisa saja membuat anak menjadi bersifat negatif (rendah diri) juga mereka akan berpikir itu adalah jati diri mereka dan berusaha untuk membenarkan perkataan Anda kalau mereka nakal atau bandel. Coba tunjukkan ketidaksukaan Anda pada sikap yang tidak baik, dengan memberi nasihat dan menunjukan bahwa sikap seperti itu tidak baik untuk dilakukan.
"Kenapa? - Ya karena begitu..."
Anak-anak ibaratnya seperti gelas kosong yang haus akan air. Ketika Anda tak punya penjelasan yang tepat akan sesuatu, jadikan itu sebagai PR Anda.Semisal Anda tak tahu akan jawaban dari anak Anda, jangan menjawab dengan simple "Ya karena begitu..." Jawab saja dengan jujur, "Maaf ya mama belum tahu jawabannya, tetapi akan mama cari tahu." Kejujuran sedang Anda tanamkan di sini, demikian juga kerendah hatian serta keingintahuan untuk belajar sesuatu yang baru.
"Mama enggak peduli kamu mau apa!"
Kadang, saat ada lebih dari 1 anak yang harus Anda puaskan, sulit untuk bisa memberikan mereka semua apa yang mereka mau. Kadang, saat mereka merengek di saat bersamaan karena meminta hal-hal yang berbeda, tanpa sadar, banyak orang mengatakan kata-kata semacam ini kepada anaknya. Namun, hal ini bisa membekas di pikiran anak-anak, karena mereka akan berpikir bahwa Anda tak peduli pada kebutuhannya, dan imbasnya mereka bisa tidak menghormati Anda. Ingat, menghadapi emosi mereka tidak berarti menyerah dan memenuhi permintaan mereka.
"Tunggu sampai Papa/Mama pulang nanti!"
Kalimat ini akan memberi kesan anda tidak mampu dan tidka memiliki kontrol untuk mengatasi diri si anak. Mengatakan kalimat ini akan membuat si anak menyepelekan otoritas Anda dan pada akhirnya membuat si anak berpikir dan bertanya kepada diri sendiri, mengapa mereka harus mendengar Anda?
"Jangan cengeng ah!"
Anak-anak seringkali menangis saat tak dapat mengungkapkan emosi, ketika manja, atau ketika keinginannya tidak dituruti. Menangis adalah hal yang sangat manusiawi. Namun memarahinya tidak akan membuat ia tahu bahwa menangis akan menyelesaikan masalah. Berikan penjelasan yang masuk akal pada si kecil apabila memang Anda tak bisa memenuhi keinginannya. Apabila ia menangis, usap air matanya, biarkan ia berhenti menangis sendiri tanpa Anda harus memarahinya.
"Jangan kayak cewek dong"
Mengucapkan kata-kata seperti ini kepada anak laki-laki sebenarnya kurang pantas. Anda sedang menerapkan dalam pikirannya bahwa wanita adalah makhluk lemah sedangkan pria adalah makhluk kuat. Kenyataannya, keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan bukan?
"Kenapa kamu enggak bisa kayak..."
Membandingkan anak dengan anak lain, entah itu saudara kandungnya atau teman sekolahnya sama artinya Anda menanamkan bibit kerusakan di dalamnya. Merasa lemah dan tidak baik bisa memicu anak yang akan "meledak" di suatu waktu dan pertikaian di antara saudara. Ketimbang membuat mereka merasa rendah diri dibanding kelebihan orang lain, pujilah ia akan hal-hal baik yang ia bisa, tawarkan bantuan di area yang mereka kurang kuasai.
"Ayo buruan dong, jangan lelet"
Anak-anak terkadang kurang paham mengapa mereka harus melakukan segala hal dengan cepat. Terkadang mereka masih ingin melakukan ini dan itu dulu. Dan inilah yang harus Anda ajarkan sejak kecil bahwa ada hal lain yang sedang menunggunya. Ia memang tak harus terburu-buru dan Anda tak harus menyeretnya sampai ia terseok-seok atau tersandung. Apabila memang tidak ingin terlambat, maka segala sesuatu harus dilakukan lebih awal.
"Enggak usah takut. Enggak kenapa-kenapa, kok!"
Kemampuan seorang anak untuk merasa aman dan mengkomunikasikan perasaannya adalah hal yang sangat penting bagi pertumbuhannya. Meski Anda pikir ini adalah sikap manis dan baik, tetapi sebenarnya kata-kata seperti ini mengimplikasikan bahwa emosi mereka tidak benar. Dengarkan dan hadapi ketakutan mereka ketimbang meremehkan dan membuat mereka mengacuhkan perasaan mereka.
Sumber asli: Yahoo Shine