Post Terbaru

Mengapa Do'a Tidak Terkabul



Dalam kehidupan doa memegang peranan yang sangat penting karena dapat memberikan kekuatan dalam bathin yang dapat mempengaruhi pikiran, semangat dan tindakannya dalam menghadapi masalah kehidupan. Tetapi bukan hanya orang yang memiliki masalah saja yang perlu berdoa, dalam keadaan senangpun manusia dianjurkan untuk tetap berdoa karena doa merupakan otaknya ibadah, dengan berdoa akan memperlihatkan penghambaan manusia kepada Allah. Dengan berdoa kepada Allah, maka terwujudlah: Allah, tempat meminta, tempat memohon, sedang si hamba adalah makhluk yang hina dan selalu dalam kekurangan.

Yang jadi masalah kadang manusia jadi ragu dan menjadi malas berdoa karena merasa doa yang dipanjatkan kepada Allah tidak dikabulkan. Padahal bukankah Allah berjanji selalu mengabulkan do'a setiap hamba-Nya? Seperti yang tertulis dalam Al Quran;

"Dan berfirman Tuhanmu, berdo'alah kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu". (TQS. Al Mukminum : 60)

Juga dalam surat lainnya;

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku". (TQS Al-Baqarah: 186)

Juga, mungkin banyak dari kita mengeluh karena telah bersusah payah berdo’a tetapi Allah tidak kunjung mengabulkannya, “Yaa Rabb.. mengapa begini?, Ya Rabb.. mengapa begitu?, dan seterusnya” lalu sebagian dari kita gelisah, dan berputus asa. Padahal Rasulullah SAW telah melarang keterputus-asaan dalam berdo’a, dengan sabdanya: “Seseorang dari kalian akan terkabul (do’anya) selama ia tidak tergesa-gesa mengucapkan kalimat, ‘Sungguh, aku telah memohon kepada-Mu wahai Rabbi, namun belum juga terkabul’” . (Muttafaq Alaih)

“Saat terjadi penundaan ijabah (terkabulnya do’a), saat itulah iman dimurnikan dan akan menjadi jelaslah beda antara mukmin sejati dengan selainnya. Seorang mukmin disaat ijabah (terkabulnya do’a) tertunda, hatinya tidak akan berubah dalam menghadap Rabb-nya, sebaliknya justru ‘ubuddiyyahnya (ibadah) kepada Allah ‘azza wa jalla akan semakin bertambah” (DR.Abdullah Azzam).

Pertanyaannya adalah mengapa Allah tidak mengabulkan do’a kita? Ada beberapa indikasi bahwa mengapa Allah tidak mengabulkan do’a kita, antara lain:

1. Tergesa-gesa dalam berdo’a

Dengan keinginan yang mengebu-gebu tidak jarang kita melakukan segala sesuatu dengan tergesa-gesa. Inginnya agar berbagai masalah yang ada dapat terselesaikan dengan segera. Dalam riwayat Muslim; seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu tergesa-gesa?” Beliau menjawab, “Mengatakan ‘Aku telah banyak berdo’a tetapi aku tak kunjung melihatnya terkabul’. Lalu ia merasa rugi”.

Diriwayatkan dari Fadhalah bin 'Ubaid r.a. : Rasulullah SAW mendengar seorang laki-laki berdo’a dalam shalatnya tanpa mengagungkan Allah SWT dan tanpa bershalawat kepada Nabi SAW. Maka berkatalah Rasulullah SAW, "Orang ini terlalu tergesa-gesa". Kemudian beliau memanggil laki-laki itu dan berkata kepadanya atau kepada orang lainnya, "Jika salah seorang diantaramu berdo’a, hendaklah ia memulainya dengan memuji Tuhannya Yang Mahasuci, kemudian bershalawat kepada Nabi, setelah itu silahkan dia berdo’a apa saja yang dikehendakinya." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Dalam Al Quran pun Allah SWT mengajarkan caranya berdoa dengan suara rendah dan lembut.

“Berdo’alah kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara yang lembut”. (TQS.al-A’raaf: 55).

2. Memakan apa yang diharamkan Allah

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata telah bersabda Rasulullah: “Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan kepada para rasul, maka Allah telah berfirman: Wahai para Rasul, makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal shalih. Dan Dia berfirman: Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu. Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, berambut kusut, dan berdebu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhan, wahai Tuhan”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana orang seperti ini dikabulkan do’anya". (HR.Muslim)

“Hai Rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (TQS.al-Mukminun: 51) dalam surat lainnya, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu”. (TQS.Al-Baqarah: 172).

Dalam suatu kesempatan Rasulullah menerima salah seorang sahabat, ia bersabda, “Wahai Sa’ad, perbaikilah (murnikanlah) makananmu, niscaya kamu akan menjadi orang yang terkabul do’anya. Demi (Allah) yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya seseorang yang memasukkan sesuap makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang daging atau tubuhnya tumbuh dari makanan haram, maka neraka lebih pantas baginya” (HR. Imam Thabrani)


3. Memohon yang tidak mendatangkan kebaikan

Allah SWT Maha Mengetahui atas kebaikan umatnya, dalam firman-Nya “Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (TQS.al-Baqarah: 216).

Nabi SAW bersabda: "Tidaklah seorang muslim di atas bumi ini berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a melainkan do'anya tersebut akan dikabulkannya, atau dihindarkan orang itu dari bahaya sebanding dengan apa yang dimintanya, selama do'a itu tidak mengandung dosa atau bermaksud hendak memutuskan silaturrahim". Salah seorang sahabat bertanya: "Kalau bagitu kami memperbanyak do'a (permohonan)!" Nabi SAW bersabda: "Allah lebih banyak lagi (dalam mengabulkannya)". (HR. at-Tirmidzi, dishahihkan oleh al-Hakim)).

4. Belum Menutup Pintu Maksiat

Ada satu riwayat menjelaskan bahwa pada suatu saat ada seorang laki-laki bertanya kepada Ibrahim bin Adham, "Wahai Syaikh, Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an, artinya: "Berdo'alah kamu kepada-Ku, niscaya Ku-kabulkan do'amu itu". Maka aku senantiasa berdo'a kepada Allah, tetapi mengapa do'a saya tidak dikabulkan oleh Allah? Ibrahim berkata: "Itu disebabkan lima perkara, yaitu: Pertama, kamu mengenal Allah tetapi kamu tidak menunaikan hak-Nya. Kedua, kamu membaca al-Qur'an tetapi kamu tidak melaksanakan apa yang ada di dalamnya. Ketiga, kamu mengatakan mencintai Rasulullah SAW tetapi sunnah-nya kamu tinggalkan. Keempat, kamu mengatakan kami melaknati iblis tapi kamu mengikutinya. Kelima, kamu tidak memperhatikan aib pada dirimu karena disibukkan mencari aib orang lain". (Mukhtashar Jami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihi).

5. Tidak Meyakini atas Kekuasaan Allah terhadap do’anya

Maksudnya hendaklah di dalam berdo'a memiliki keyakinan yang pasti tanpa keraguan sedikitpun bahwa do'anya akan dikabulkan oleh Allah dengan kekuasaan-Nya. Dari Abu Harairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah salah seorang dari kamu mengatakan; 'Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki, rahmatilah aku jika Engkau menghendaki', tetapi hendaklah berkeinginan kuat dalam permohonannya itu karena sesungguhnya Allah tiada sesuatu pun yang memaksa-Nya untuk berbuat sesuatu.” (HR. Abu Daud).

“Atau, siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya”. (TQS.an-Naml: 62).

6. Allah Menundanya sebagai syafaat pada hari Kiamat

Tidak terkabulnya permintaan atau do'a seseorang disebabkan Allah tidak menghendaki hal tersebut. Tetapi tidak terkabulnya do'a tersebut tidak menghilangkan manfaat dari do'a itu, karena seseorang yang berdo'a sekalipun do'anya tidak dikabulkan, sesungguhnya ia tetap diberi pahala oleh Allah atas do'anya tersebut. Disebutkan oleh beberapa ulama bahwa ada kalanya Allah akan menunda terkabulnya do'a pada hari kiamat sebagai syafaat bagi pemiliknya.

“Tiada seorang berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a, kecuali dikabulkan-Nya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa”. (HR. ath-Thabrani)

Berkata Umar bin Al-Khaththab: "Saya tidak terlalu mementingkan terkabulnya do'a tetapi yang terpenting bagiku adalah do'a itu (adalah ibadah) sehingga apabila kepentinganku adalah berdo'a maka ijabahnya akan mengikutinya". Demikian sehingga Allah menghimpun do’a-do’a itu sebagai bekal syafaat di hari Kiamat bagi pemilik do’a tersebut. Maha Suci Allah.

”Ketika seseorang duduk untuk berdo’a, sesungguhnya dia duduk di hadapan al-Khaliq Azza wa Jalla yang pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu, dan yang lebih dekat kepada manusia daripada dirinya sendiri. Dia Yang Mahasuci, Mengetahui yang rahasia dan yang lebih tersembunyi" (TQS.Thaha: 7).

Dan bagaimana agar do’a kita dikabulkan? Rasulullah SAW telah menjelaskan secara rinci dan jelas mengenai adab dan syarat berdo’a, khususnya sebagai berikut:

1. Menghadapkan Wajah

Dalam mengajukan permintaan kepada yang berkuasa adalah menghadapkan wajah Anda. Maka, di antara adab berdoa adalah hendaknya orang yang bersangkutan menghadapkan wajahnya ke kiblat yang telah diperintahkan Allah SWT untuk menghadap kepada-Nya. Dalam Firman-Nya disebutkan:

"Dan darimana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah tidak sekali-kali lengah dari apa yang kamu kerjakan. Dan darimana saja kamu berangkat, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku. Dan agar kusempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk." (TQS.al-Baqarah:149-150).

Jadi, menghadapkan wajah ke arah Masjidil Haram merupakan kewajiban dalam shalat dan disunnahkan dalam berdoa.

2. Membaca Hamdalah dan Pujian

Jika seseorang meminta sesuatu kepada sesama manusia yang berkedudukan tinggi ataupun rendah, penguasa, pemimpin atau pemegang otoritas, niscaya sebelum mengajukan permintaannya dia mengucapkan suatu pujian kepada orang yang dimintainya itu. Sedangkan Allah SWT yang tiada sesuatu pun yang setara dengan-Nya, dan yang menciptakan manusia dan menjadikannya dalam bentuk yang sebaik-baiknya, memberikan kepadanya harta benda, anak-anak, dan rezeki tanpa adanya keutamaan di pihak manusia, Dia tentu lebih berhak untuk dipuji dengan puji-pujian yang baik. Allah SWT berfirman:

"Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, dan jadilah kamu diantara orang-orang yang bersujud (shalat)”. (TQS.al-Hijr: 98)

"Dan katakanlah: 'Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak." (TQS.al-Israa: 111)

"...dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya." (TQS.Thahaa: 130)

"Katakanlah: 'Segala puji bagi Allah', tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (TQS. Luqman:25)

"Dan bertawakalah kepada Allah Yang Hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya." (TQS.al-Furqan: 58)

Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kita agar memuji Allah, bersyukur kepada-Nya, serta memuji-Nya setiap saat. Diriwayatkan dari Abdullah bin Zubair r.a. bahwa Rasulullah SAW mengucapkan pada setiap kali selesai shalat, sesudah malam:

"La ilaha illa Allah wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa'ala kulli syai'in qadir. La hawla wala quwwata illa billah. La ilaha illa Allah wala na'budu illa iyyah, lahunni'matu walahul fadhlu walahuts-tsna'ul hasanu, La ilaha illa Allah mukhlishina lahuddin walau karihal kafirun".

Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah, yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya segala nikmat dan bagi-Nya keutamaan, dan bagi-Nya pujian yang terbaik. Tidak ada Tuhan selain Allah, dengan mengikhlaskan agama bagi-Nya sekalipun orang-orang kafir benci".

Berkata Ibnu Zubair: "Rasulullah SAW bertahlil dengan kalimat-kalimat diatas pada setiap selesai shalat fardhu." (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Salamah bin al-Akwa' r.a. "Aku tidak pernah mendengar Rasulullah SAW mengawali doa kecuali dengan kata-kata: "Subhana rabbiyal a'la al'aliyyul wahhab". Artinya: "Mahasuci Tuhanku yang Mahatinggi, Maha Pemberi". (HR. Ibnu Abi Syaibah).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah SAW: "Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan Hamdalah, akan terputus." (Hadits Hasan riwayat Abu Dawud dan lainnya).

Diriwayatkan dari Anas r.a.: "Rasulullah SAW telah bersabda: 'Sesungguhnya Allah meridhai hamba-Nya yang memakan makanan kemudian memuji-Nya karena-Nya, atau meminum minuman dan memuji-Nya karenanya.” (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Aisyah r.a.: "Pada suatu malam aku kehilangan Nabi SAW, lalu aku meraba-raba dan kutemukan beliau sedang ruku', atau sujud, sambil mengucapkan: "Subhanaka wa bihamdika la ilaha illa anta" Artinya: "Mahasuci Engkau, dan dengan segala puji-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau".

Dan dalam sebuah tiwayat (HR. Muslim) disebutkan: "Maka tanganku menyentuh bagian bawah telapak kaki beliau yang tegak, sedang beliau mengucapkan:

"Allahumma inni a'udzu bi-ridhaka min sakhatikha wa bimu'afatika min 'uqubatika, wa a'udzu bika minka, La uhshi tsana'an 'alaika, anta kama atsnaita 'ala nafsika".

Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dan dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Aku tak bisa menghitung pujian bagi-Mu. Engkau adalah sebagaimana Engkau memuji diri-Mu".

3. Memohon Ampunan

Diantara adab berdo’a adalah, hendaknya orang yang berdoa itu memohon ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukannya baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahuinya, baik yang diingatnya maupun yang dilupakannya, sebab bagi Allah SWT, segala sesuatu itu tersimpan di sisi-Nya di dalam Kitab yang tersimpan hingga Hari Pembalasan, dan Dia mengetahui apa yang ada di Langit dan apa yang ada di Bumi, dan apa yang ada diantara keduanya. Dia juga mengetahu apa yang kita rahasiakan dari urusan kita, dan apa yang kita nyatakan. Dia mengetahui apa yang rahasia dan tersembunyi, dan setiap jiwa mengetahui apa yang disembunyikanya, dan Dia-lah yang akan memperlihatkan kepada jiwa-jiwa kita, akal kita, serta apa yang tersembunyi, karena disisi-Nya hal itu diketahui. Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di Bumi, dan tidak (pula) di Langit." (TQS.Ali Imran: 5).

"Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu." (TQS.al-Baqarah: 284).

"Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati." (TQS.al-Mukminun: 19).

Memohon ampun disertai dengan tobat yang benar dan niat yang ikhlas demi Allah SWT akan menyucikan jiwa dan membersihkannya dari dosa-dosa. Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk beristighfar dengan firman-Nya:

"Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang banyak, dan mohonlah ampun kepada Allah." (TQS.al-Baqarah: 199).

"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, (Jika kamu mengerjakan yang demikian, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus)." (TQS.Hud: 3).

"Dan Mohonlah ampun kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (TQS.al-Muzzammil: 20).

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa ada seorang Badui datang kepada Nabi SAW dan bertanya: "Apakah Tuhan itu dekat sehingga kami dapat munajat/memohon kepada-Nya, ataukah jauh, sehingga kami harus menyeru-Nya? Maka Nabi SAW terdiam, dan sebagai jawabannya turunlah firman-Nya:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku”. (TQS.al-Baqarah: 186).

Berhati-hati dalam berdo’a, Allah melarang do'a kejelekan bagi orang yang berdo’a dan orang lain sekalipun seorang bapak atau ibu yang mendo'akan kejelekan kepada anaknya sewaktu marah, karena Rasulullah mengkhawatirkan do'a itu bertepatan dengan waktu dimana pada saat itu Allah menerima atau mengabulkan do'a dari hamba-Nya, sebagaimana sabda Nabi SAW:

"Janganlah kamu berdo'a buruk terhadap dirimu, begitupun terhadap anak-anakmu, dan terhadap harta bendamu. Jangan sampai nanti do'amu itu bertepatan dengan suatu saat dimana Allah sedang memenuhi permohonan, hingga do'a burukmu itu benar-benar terkabul". (HR Muslim).

“Jangan mendo'akan keburukan (mengutuk) dirimu atau anak-anakmu atau pelayan-pelayanmu (karyawan-karyawanmu) atau harta-bendamu, (karena khawatir) saat itu cocok dikabulkan segala permohonan dan terkabul pula do'amu”. (Ibnu Khuzaimah)

Beberapa Waktu yang memiliki Keutamaan dalam Berdo’a.
  • Antara adzan dan iqamat
  • “Do'a yang diucapkan antara adzan dan iqomat tidak ditolak (oleh Allah)”. (HR. Ahmad)
  • Sepertiga terakhir dari malam hari
  • Apabila tersisa sepertiga dari malam hari Allah 'Azza wajalla turun ke langit bumi dan berfirman : "Adakah orang yang berdo'a kepada-Ku akan Kukabulkan? Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa-dosanya? Adakah orang yang mohon rezeki kepada-Ku akan Kuberinya rezeki? Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya?" Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (subuh). (HR. Ahmad)
  • Akhir Shalat Fardhu
  • Rasulullah SAW ditanya, "Pada waktu apa do'a (manusia) lebih didengar (oleh Allah)?" Lalu Rasulullah SAW menjawab, "Pada tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu (sebelum salam)." (Mashabih Assunnah)
  • Hari Jum'at
  • “Pada hari Jum'at terdapat saat yang apabila seorang muslim memohon kepada Allah sesuatu kebaikan maka Allah akan memberinya, yaitu saat antara duduknya seorang imam (Khatib) sampai usainya shalat.” (HR. Muslim)
  • Sedang di zhalimi, dan sebagainya
  • “Hati-hatilah terhadap do’a orang-orang yang dizhalimi, karena sesungguhnya antara do’anya dan Allah tidak ada hijab yang menghalangi” (al-Hadits).
“Tiga macam do'a dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa kedua orang tua, dan do'a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik)”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Waktu lainnya yang baik untuk berdoa:

  • Hari Arafah,
  • Bulan Ramadhan,
  • Ketika sahur,
  • Ketika sedang sujud
  • Ketika turun hujan,
  • Ketika mulai pertempuran
  • Dalam ketakutan.
Mari Kita Semua Berdo’a dan saling mendo’akan “Barangsiapa ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)

Sahabat, do’akanlah aku dalam setiap waktumu dalam berdo’a, karena :
“Do'a seorang muslim untuk kawannya yang tidak hadir dikabulkan Allah”. (HR. Ahmad)

Ali ra. berkata, "Rasulullah SAW lewat ketika aku sedang mengucapkan do'a : "Ya Allah, rahmatilah aku". Lalu beliau menepuk pundakku seraya berkata, "Berdoalah juga untuk umum (kaum muslimin) dan jangan khusus untuk pribadi. Sesungguhnya perbedaan antara do’a untuk umum dan khusus adalah seperti bedanya langit dan bumi." (HR. Ad-Dailami)

“Tidak ada manfaatnya bersikap siaga dan berhati-hati menghadapi takdir, akan tetapi do'a bermanfaat bagi apa yang diturunkan dan bagi apa yang tidak diturunkan. Oleh karena itu hendaklah kamu berdoa, wahai hamba-hamba Allah.” (HR. ath-Thabrani)

Wallahu ‘alam bishowab

Sumber Asli : AlVoices.com

Jus Nanas Efektif Mengobati Batuk

http://www.iwansetiawan.com/2014/04/jus-nanas-efektif-mengobati-batuk.html

Nanas banyak mengandung enzim bromelain, suatu enzim dengan sifat anti - inflamasi. Enzim ini diketahui dapat digunakan untuk melawan infeksi dan membunuh bakteri. Jus yang terbuat dari nanas segar dapat menekan batuk lima kali lebih efektif daripada obat batuk sirup.

Satu cangkir jus nanas mengandung hampir 50% kebutuhan harian untuk asupan vitamin C. Nutrisi yang bermanfaat ini bekerja untuk memperlancar penggunaan enzim penting dalam tubuh yang mengatur metabolisme dan pertukaran energi .

Jus nanas juga mengandung mangan tingkat tinggi,  mineral yang sangat membantu pembentukan tulang dan jaringan ikat yang sehat. Mangan berfungsi untuk menyerap kalsium yang banyak, melakukan metabolisme karbohidrat dan lemak, dan meningkatkan fungsi saraf pada umumnya.

Sebagian bromelain biasanya diserap oleh tubuh secara utuh, sehingga diduga memberi efek luar bagi saluran pencernaan. Bromelain sering dipasarkan sebagai anti-inflamasi alami untuk meredakan kondisi arthritis. Dan merupakan salah satu suplemen paling populer di Jerman, digunakan dan disetujui untuk mengobati peradangan dan pembengkakan pada hidung serta sinus karena operasi atau cedera.

Jika Anda mengalami batuk persisten dan bukan karena sesuatu yang serius seperti pneumonia, maka Anda bisa menggunakan jus nanas sebagai sirup obat batuk alami. Jus nanas jelas lebih murah, tidak mengandung bahan kimia beracun dan justru berisi nutrisi yang akan membantu melawan pilek.

Minum jus nanas membantu meredakan sakit tenggorokan dan membantu tubuh untuk mengeluarkan lendir dengan mudah.  Lendir yang banyak dan susah dikeluarkan dari dalam paru-paru atau sinus dapat menyebabkan batuk, bersin dan infeksi yang bisa berujung pada hal parah seperti kejang-kejang.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam "Der Pharma Chemica" pada tahun 2010, para peneliti berusaha untuk menemukan pengobatan bermanfaat bagi pasien yang memiliki penyakit TBC, penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penelitian mereka menemukan bahwa campuran jus nanas, merica, garam dan madu yang diberikan kepada pasien setiap hari membantu untuk melarutkan lendir di dalam paru-paru mereka.

Pada penelitian selanjutnya, peneliti menemukan bahwa ekstrak nanas dapat menurunkan lendir lima kali lebih cepat dari obat batuk biasa. Pasien pulih 4,8 kali lebih cepat dan memperlihatkan penurunan semua gejala yang berhubungan dengan batuk, terutama batuk-batuk kecil yang sering.

Berikut ini adalah salah satu resep juice nanas  penghilang batuk yang disarankan oleh Karen Foster seorang ahli gizi holistik; Untuk ramuan jus nanas ini sebaiknya tidak perlu tambahan gula, jadi cukup dengan rasa manis alami nanas dan hindari menggunakan nanas yang diawetkan dalam kaleng. Sebaiknya gunakan nanas segar yang bisa anda beli di pasar buah atau toko buah.

Bahan yang perlu Anda siapkan

- 1 cangkir jus nanas segar
- 1/4 cangkir jus lemon segar
- 1 buah jahe (sekitar 3 inci)
- 1 sdm madu
- 1/2 sdt merica

Campurkan semua bahan dan aduk sampai rata. Cukup minum 1/4 cangkir ramuan tadi 2 sampai 3 kali sehari.  Ulangi minum campuran jus nanas tadi setiap hari.

Sumber asli : preventdisease.com


Patrick Anjing yang Selamat dari Pembuangan


Bila Anda melihat anjing yang bernama Patrick ini, pada awalnya hati Anda akan merasa ngeri melihat kondisinya. Patrick ditemukan terbungkus dalam kantong sampah dan terbenam di bawah kain parasut. Sebuah truk sampah sudah siap untuk membawanya pergi, sampai ada orang yang melihat dan menyelamatkannya pada saat terakhir ia akan diangkut.

Tidak diketahui secara pasti bagaimana anjing ini berakhir di tempat sampah, tetapi diketahui bahwa sang pemilik anjing ini sebelumnya mengikatnya ke pagar dan tidak memberinya makan selama lebih dari seminggu.

Tubuh kurus Patrick saat ditemukan



Makan dulu biar sehat

Membutuhkan waktu dan cinta yang banyak untuk menyembuhkannya

BAB pertanda bagus, organ dalamnya masih bekerja dengan baik




Patrick saat ini

Kisah Patrick adalah kisah yang bisa menghangatkan hati. Mengingatkan kita bahwa bahwa gerakan kecil dari cinta dan perhatian bisa membawa perubahan yang besar.

Sumber asli : sftimes.co

Kisah Penjual Pisang dan Anaknya

http://www.iwansetiawan.com/2014/04/kisah-penjual-pisang-dan-anaknya.html

Kisah ini terjadi beberapa minggu yang lalu, tapi masih membekas dalam pikiranku. Kejadian hari itu membuatku sadar bahwa kita kadang kurang bersyukur dan suka mengeluh dengan kesulitan yang sebenarnya tidak terlalu besar. Kisah ini kuceritakan semoga kita bisa mengambil hikmah bahwa masih banyak orang di luar sana yang masih lebih menderita daripada kita tetapi mereka tetap berjuang dan bersyukur dengan apa yang sudah mereka miliki.

Malam itu sekitar setengah puluh malam saya dan dua orang tetangga komplek sedang ngobrol di gardu siskamling samping rumah. Banyak hal yang kami obrolkan, dari soal politik, olah raga sampe masalah warga komplek dibahas dengan lugas layaknya talk show di TVyang sedang marak. Ketika itu lewatlah seorang penjual pisang yang ditemani seorang bocah seumuran anak SD. "Pisang...pisang..." begitu teriaknya untuk menarik perhatian orang-orang, barangkali ada yang tertarik untuk membeli pisang yang dibawanya.

Agak heran, karena jarang atau bahkan baru kali ini kami melihat ada penjual pisang keliling mnejual dagangannya malam hari begini, dimana sudah banyak orang yang beristirahat duduk santai nonton TV bersama keluarganya. Terhenti sejenak obrolan kami mengamati si tukang pisang tersebut, muncul beberapa pertanyaan diantara kami, "Mengapa sudah malam begini masih ada saja tukang pisang keliling?" celetuk salah satu tetanggaku, "Kenapa bawa anak kecil segala?" tandas tetanggaku yang lain lagi ingin tahu. Saya juga memperhatikan dan bertanya-tanya melihat anak yang bersama penjual pisang selalu memegang keranjang pisang.

Akhirnya kami mencoba menegurnya, "Wah, malam-malam masih ada pisang, ya Mang?" tanyaku. "Iya pak, ada pisang raja dan pisang ambon, masih seger dan masak di pohon, pak." Sahut si tukang pisang. "Ini anak mamang?" tanya tetangga di sampingku."Iya pak, anak saya yang ke dua." jawabnya. "Kok malam-malam ikut jualan apa tidak belajar, mang?" tanya tetanggaku yang lain penasaran. "Sudah belajar pak tadi sore sebelum nganter bapak jualan." Kali ini anak itu yang menjawab. "Kok bapak malam-malam gini masih jualan bawa anak lagi, apa gak kasihan anak bapak kan besok pagi-pagi harus ke sekolah." Tanyaku. "Bapak saya buta, jadi terpaksa harus diantar kalau mau julan keliling pak." Sahut anak itu menjelaskan.

Kami begitu kaget mendengar penjelasan anak penjual pisang itu, bagaimana tidak, seorang penjual pisang buta mencari nafkah sampai malam keliling komplek ditemani anaknya yang masih kecil. "Bapak kalau pagi mangkal di dekat pasar, selepas ashar beliau keliling komplek pak, untuk menjual sisa daganganya". Timpal anak itu. Itu semua dilakukan demi menghidupi dua anak dan sang istri.

Karena merasa simpati kami membeli psiang dari penjual pisang buta tersebut. Dengan niat membantu, dua orang tetanggaku membeli pisang dengan melebihkan pembayaran dari harga yang ditawarkannya. Ketika si penjual memberikan kembalian uang tersebut, tetanggaku berkata "Sudah pak, itu kembaliannya buat bapak saja."  Tapi penjual itu menolak dengan halus sembari  berkata "Maaf pak saya jualan bukan pengemis, ini pak uangnya." Sahutnya. dia mengembalikan semua kelebihan uang kami yang sebenarnya sengaja kami berikan. Kemudian si penjual pisang permisi dan pergi bersama anaknya menjajakan daganganya sembari menuju pulang ke kampungnya.

Terbetik dalam sanubari kami masing-masing, masih ada orang seperti ini di dunia ini. Orang yang jelas-jelas membutuhkan uang, tapi tidak mau menerima pemberian demi harga diri dan prinsip yang begitu luhur, "Saya jualan bukan pengemis, pak" kata-kata itu masih terngiang-ngiang di telingaku.

Ada pelajaran berharga yang bisa dipetik dari kisah tersebut yaitu kerja keras si penjual pisang walaupun matanya buta tetapi tetap berjuang demi hidup dan keluarganya. Berusaha keras dan tidak putus asa menghadapi kesulitannya. Sementara banyak orang  yang lebih sempurna tidak memiliki cacat banyak membuang waktu dengan bersantai-santai serta sering mengeluh bila menghadapi masalah. Semoga kisah ini bisa menjadi pelajara agar kita bisa lebih mensyukuri nikmat dan anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita.

Source : facebook.com
 
Proudly powered by Blogger Template by Creating Website
Iwan Setiawan Blog Sitemap
© www.iwansetiawan.com All Rights Reserved
April 2014