Post Terbaru

Kisah Keledai di Dalam Sumur


Setiap manusia pasti akan mengalami pasang surut kehidupan apapun bentuknya, kadang merasa senang dan kadang merasa sedih, kadang mendapatkan keberuntungan dan kadang mendapatkan kesulitan serta masalah. Yang terpenting adalah menyikapi dua kondisi ini dengan baik sehingga masalah bukalah menjadi batu penghalang tetapi menajadi batu pijakan untuk menjadi orang yang lebih maju. Cerita dibawah mungkin bisa menjadi inspirasi bagi Anda.

Suatu hari, keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan sangat memilukan selama berjam-jam, sementara si petani pemilik keledai dengan putus asa memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun/ditutup, karena berbahaya, jadi tidak ada gunanya untuk menolong si keledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncat ke tepi sumur dan keluar menjauh dari sumur.

Kehidupan idak hanya memberikan pemandangan yang indah dengan rumput serta bunga yang serbak mewangi, tapi kadang kehidupan juga memberikan tanah dan kotoran kepadamu yang membuatmu kadang terjatuh ke dalam sumur kesedihan. Cara untuk keluar dari 'sumur' (kesedihan, masalah, dsb) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari 'sumur' dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah, rintangan akan membuatmu semakin kuat! -Aws



Daun Pepaya Obat Demam Berdarah

Daun Pepaya Obat Demam Berdarah

Pepaya, siapa yang tidak kenal dengan tanaman yang kaya manfaat ini, buahnya yang manis dan berair kaya dengan kandungan vitamin A dan C, sangat enak dimakan sebagai pencuci mulut, juga bisa digunakan sebagai campuran minuman dingin seperti es teler atau es buah.

Bunga dan daunnya biasanya dijadikans sebagai sayuran juga sangat bermanfaat, biasanya daunnya digunakan sebagai pelunak daging, dan dipercaya merupakan obat bagi beberapa penyakit seperti darah tinggi, anti kanker, nyeri haid dsb.

Selain sebagai obat tradisional penyakit di atas, daun pepaya juga bisa digunakan untuk mengobati penyakit demam berdarah. Tim peneliti dari Malaysia melakukan penelitian terhadap daun pepaya dan menemukan bahwa ektrak jus dari daun pepaya teryata membantu meningkatkan jumlah trombosit pada pasien demam berdarah.

Seperti di Indonesia, demam berdarah juga mewabah di Malaysia sejak 2002, dengan sekitar 20.000 kasus yang dilaporkan pada tahun lalu. Belum ada obat untuk infeksinya. Yang diberikan dokter dan perawat hanyalah pengobatan suportif  - yang berarti pasien demam berdarah hanya akan diobati dengan cairan atau transfusi darah, untuk menanggulangi infeksinya. Sayangnya, tipe pengobatan seperti ini tidak selalu bekerja dengan baik.

Dipimpin oleh Dr. Soobitha Subenthran, sebuah tim dari Institute for Medical Research di Kuala Lumpur menemukan bahwa jus daun Carica papaya membantu menaikkan jumlah trombosit pada pasien demam berdarah. Hasil penelitian tersebut diterbitkan pada Maret, dalam sebuah jurnal medis yang berbasis di Mesir, “Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine”, oleh Hindawi Publishing Corporation.

Carica papaya adalah nama ilmiah untuk pohon pepaya jenis tertentu yang tumbuh di seluruh Malaysia. Tim peneliti menguji jus tersebut untuk memastikan bahwa jus tersebut aman dikonsumsi manusia. Mereka kemudian bekerja dengan tim dari Tengku Ampuan Rahimah Hospital di Klang untuk melakukan uji klinis terhadap 228 pasien demam berdarah dengue.

Setengah dari pasien tersebut menerima 50 gram jus daun pepaya segar selama tiga hari berturut-turut sementara sisanya menerima pengobatan standar. Di saat yang sama pengobatan itu diberikan, tim meneliti jumlah darah pasien dalam dua hari. Mereka menemukan bahwa jumlah trombosit dalam darah pasien yang mengonsumsi jus meningkat secara signifikan.

Kenapa trombosit penting dalam mengobati demam berdarah? Penyakit ini menyebabkan pendarahan akut, jadi meningkatkan trombosit dalam darah pasien membantu mengatasi demam terburuk.

Terobosan dalam penelitian yang didanai oleh pemerintah ini sangat penting karena usaha sebelumnya untuk menemukan obat demam berdarah menghadapi banyak kendala, di antaranya harus menanggulangi mutasi virus. “Dapat disimpulkan bahwa jus daun pepaya untuk demam berdarah sangat aman dan dapat menaikkan jumlah trombosit dengan cepat.”

“Hasil penelitian tersebut juga memainkan peranan yang sangat bermanfaat dalam menanggulangi penyakit demam berdarah dalam waktu dekat,” demikian tertulis di kesimpulan penelitian.

Sumber : berita.yahoo.com

Natron - Danau Unik di Tanzania

Natron - Danau Unik di Tanzania

Tanzania adalah negara yang terletak di Afrika bagian Timur. Negara ini memiliki sebuah danau yang sangat tenang tapi juga merupakan termasuk lingkungan yang unik dan ekstrim di bumi. Bagaimana tidak? Suhu di danau Natron ini bisa naik ke 140°F (atau 60°C) dan alkalinitas-nya adalah antara pH 9 dan pH 10,5, hampir sama seperti basa amonia.

Hewan yang masuk ke lingkungan ini hampir bisa dipastikan akan terbakar kulit dan matanya bila tidak bisa beradaptasi dengannya. Di danau Natron ini juga menyimpan jenis ikan Nila tertentu yang telah berevolusi untuk bertahan hidup dalam lingkungan kaustik (lingkungan yang membakar akibat reaksi kimia).

Nama Danau Natron sendiri diambil dari kandungan mineral yang dimilikinya, yaitu mineral Natrium Karbonat Dekahidrat (sodium carbonate decahydrate) yang menyebabkan air begitu bersifat alkali. Mineral ini berasal dari aliran air mineral yang masuk ke danau dari bukit-bukit sekitarnya. Konon juga deposito natrium karbonat ini pernah digunakan dalam proses pembuatan mumi Mesir, sehingga tidak mengherankan kalau di sekitar danau Natron banyak ditemukan bangkai hewan yang sudah mati terawetkan dalam bentuk seperti patung yang utuh diam dan kaku.

Sementara, ahli ekologi di University of Leicester, David Harper mengatakan, jika di tempat lain bangkai hewan yang mati akan terurai dengan cepat, beda halnya di Danau Natron. "Saat mengering, garam akan membentuk lapisan kerak dan akan bertahan selamanya," kata Harper yang pernah mengunjungi Danau Natron empat kali.

Garam yang terkandung di Danau Natron tidak seperti garam masak yang dipanen dari laut. Melainkan kapur magmatik yang telah ditempa dalam bumi, keluar melalui aliran lava, dan disemburkan ke udara menjadi awan abu setinggi 10 mil.

Pelakunya adalah Gunung Ol Doinyo Lengai, sebuah gunung berapi berusia 1 juta tahun yang terletak di selatan Danau Natron.

Hannes Mattsson, seorang peneliti di Swiss Institute of Technology di Zurich mengatakan, gunung berapi lain biasanya memuntahkan silikat, namun Ol Doinyo Lengai adalah satu-satunya di planet ini yang menyemburkan "natrocarbonatite" -- yang kaya akan sodium, kalium karbonat, nyerereite dan gregoryite. Jauh lebih asin dari silikat.

Material abu vulkanik lalu dikumpulkan air hujan yang masuk ke danau. Itu menjelaskan mengapa hewan yang tercebur di dalamnya terlihat seperti telah jatuh dalam ember semen. Air danau juga mengalami lonjakan salinitas karenanya.

Beberapa media juga melaporkan, bahwa hewan sebenarnya tidak langsung mati dan langsung menjadi batu setelah terkena air danau. Bahkan air alkali Danau Natron mendukung ekosistem di sekitarnya seperti rawa-rawa garam, lahan basah air tawar, flamingo dan burung lahan basah lainnya, sejenis nila dan ganggang yang besar juga tumbuh menjadi makanan burung flamingo di sana.

Nick Brandt - seorang photographer alam liar asal London yang banyak mengambil gambar di Afrika - menggunakan bangkai-bangkai hewan di Danau Natron sebagai model dari serial fotografi terbarunya yang mengerikan. "Menemukan hewan-hewan ini terdampar di sepanjang tepian Danau Natron, saya pikir sangat luar biasa. Bayangkan, setiap detil, dari ujung lidah kelelawar, rambut-rambut kecil di wajahnya, seluruh tubuh elang pemakan ikan, diawetkan dengan sangat sempurna," kata Brandt seperti dimuat CBSNews.com, 3 Oktober 2013.

Menurut Brandt, tidak ada yang tahu pasti persis bagaimana hewan-hewan ini mati, tapi tampaknya sifat reflektif ekstrim permukaan danau membingungkan mereka, dan menyebabkan mereka jatuh ke ke danau.

Saat memotret bangkai binatang yang kini mirip patung itu, Brandt membuat mereka dalam posisi seakan masih hidup. Menaruh mereka di ranting pohon atau di atas air. "Aku menempatkan mereka dalam posisi 'hidup'. Seakan hidup lagi setelah mati," kata dia. Beberapa hasil karya Brandt yang menakjubkan tentang patung kapur hewan bisa kita lihat berikut ini.







Sebagian hasil karya Brandt kini dipamerkan di Hasted Kraeutler Gallery di New York dan akan dipublikasikan dalam buku fotografi barunya yang berjudul "Across The Ravaged Land" yang merupakan volume ketiga dan terakhir dalam trilogi buku Brandt yang mendokumentasikan kepunahan alam dan hewan di Afrika Timur.

Diabetes Bukan Penyakit Keturunan



Diabetes Mellitus (DM) atau lebih dikenal di masyarakat umum dengan "Sakit Gula" atau "Kencing Manis" tidaklah semanis namanya. Karena DM adalah nama penyakit metabolisme yang sangat serius. DM disebabkan dari faktor luar seperti pola hidup yang kurang sehat seperti terlalu banyak makan-makanan berlemak dan berkalori tinggi, kurang olahraga dsb. Serta faktor dari dalam tubuh seperti; ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang telah dihasilkan oleh pankreas secara efektif, atau gabungan dari kedua hal tersebut.

Pada penderita DM yang tidak terkontrol, akan terjadi peningkatan kadar glukosa (gula) darah yang disebut hiperglikemia. Hiperglikemia yang berlangsung dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan serius pada sistem tubuh kita, terutama pada saraf dan pembuluh darah. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah pasien DM.

Disadur dari artikel Dr Kosasi Kwek di Kompasiana: 

Penyakit Diabetes Mellitus,  kini menjadi ancaman yang semakin serius dalam masyarakat kita. Selain menimbulkan banyak keluhan bagi penderitanya, diabetes juga sangat berpotensi menimbulkan banyak komplikasi yang berat, yang membuat penderita tidak dapat lagi beraktivitas/bekerja seperti biasa, memberikan beban bagi keluarganya. Diabetes juga merupakan penyakit yang paling merugikan dari segi ekonomi, karena memerlukan perawatan dan pengobatan seumur hidup.

Badan kesehatan dunia atau WHO (World Health Organization) pernah mengeluarkan data bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia menduduki urutan ke-4 terbanyak di dunia. Saat ini, walaupun urutan tersebut sudah turun ke peringkat ke-7, tapi secara nyata, jumlah penderita yang terdeteksi diabetes tetap bertambah dari tahun ke tahun. Ini berarti ada sesuatu yang tidak beres dalam masyarakat kita ; ada sesuatu yang salah dalam usaha pencegahan diabetes di negara kita.

Tiga Kata kunci : Karbohidrat, Insulin, Gula Darah

Apapun makanan dan minuman yang kita makan dan minum, hasil akhir di dalam usus halus (sebelum diserap ke dalam darah) dapat kita golongkan menjadi :
a. Karbohidrat atau “pati” atau “tepung”
b. Lemak, dengan segala jenisnya
c. Protein, dengan segala jenisnya
d. Air
e. Mineral, misalnya zat besi, kalsium,dan masih banyak mineral lain.
f. Vitamin
g. Serat / fiber.

Di antara semua golongan zat gizi di atas, pengolahan dan pembakaran terhadap karbohidrat memberikan kalori (tenaga) yang cukup besar, yaitu 4Kalori/gram atau 4kcal/gram. Setelah karbohidrat mencapai lambung, campuran dengan asam lambung dan bahan-bahan pencernaan lambung akan membentuk gumpalan (bulk), sehingga memberikan rasa kenyang. Oleh karena itu, makanan berbahan utama karbohidrat kita sebut makanan pokok.

Yang termasuk makanan pokok dan bisa dianggap sebagai makanan pokok adalah :
  • Nasi (beras) dan segala bentuk olahannya, misalnya : lontong, ketupat, lemang, kue lemper, kue wajik, dan lain-lain.
  • Umbi-umbian (kentang, bengkuang, dan segala jenis ubi) dan segala bentuk olahannya, misalnya : perkedel kentang, getuk, tape, dan lain-lain.
  • Sagu dan segala bentuk olahannya.
  • Jagung dan segala bentuk olahannya.
  • Gandum dan segala bentuk olahannya.
  • Semua hasil olahan berbahan utama tepung, seperti : roti,mie, bihun, kwetiaw.
Untuk mengolah semua karbohidrat yang kita telan, kelenjar getah perut atau pankreas (pancreas) menghasilkan dan memompa hormon insulin ke dalam usus halus. Pankreas terletak di bawah belakang lambung, dengan saluran yang bermuara ke pertengahan usus dua belas jari ( duodenum ).

Fungsi insulin adalah memecah/mengurai semua karbohidrat menjadi gula (glukosa/glucose); dan setelah diserap ke dalam darah, insulin juga yang mengantar glukosa dari dalam darah ke dalam semua sel-sel tubuh.
Jumlah gula atau glukosa yang beredar di dalam darah itulah yang disebut kadar gula darah ( blood glucose ).

Dengan demikian, kadar gula darah sangat tergantung dari :
  • Jumlah karbohidrat dan gula yang kita konsumsi,
  • Jumlah insulin yang dihasilkan dan yang berfungsi, dan
  • Jumlah pembakaran atau pemakaian glukosa oleh tubuh, termasuk melalui
aktivitas fisik seperti olahraga. Semakin banyak aktivitas fisik, semakin banyak pembakaran gula/glukosa oleh tubuh, semakin rendah kadar gula darah.

Diabetes : Apa Itu Diabetes? Mengapa Bisa Diabetes?

Diabetes atau Kencing Manis atau Sakit Gula adalah kumpulan gejala penyakit yang ditimbulkan oleh kelebihan kadar gula darah (hiperglikemia/ hyperglicemia). Seperti cadangan minyak dan gas bumi, cadangan insulin juga ada batasnya.

Jika seseorang terlalu sering minum/makan makanan yang manis-manis atau kelebihan konsumsi makanan berbahan utama karbohidrat (seperti contoh di atas), otomatis insulinnya banyak terpakai. Jika suatu saat insulinnya sudah habis/hampir habis, di saat itulah kadar gula darahnya menjadi tinggi, karena sudah tidak terdapat cukup insulin untuk mengantar gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh. Atau bisa juga insulinnya masih cukup, tapi sudah resisten/jenuh/tidak peka terhadap glukosa, tidak bisa lagi memasukkan glukosa ke dalam sel-sel tubuh. Resistensi insulin ini otomatis juga membuat kadar gula darah bertahan tinggi di dalam darah.

Inilah inti dan penyebab dari diabetes. Kebenaran inilah yang harus dimengerti oleh masyarakat Indonesia, bahwa diabetes bukan penyakit keturunan.

Ada dua tipe diabetes, namanya DM Tipe I dan DM Tipe II. Hampir semua kasus diabetes yang kita kenal dan alami sehari-hari adalah DM Tipe II, yang jumlahnya mencapai >95% penderita.  DM tipe II ini disebabkan oleh karena kekurangan insulin atau resistensi insulin (seperti yang telah dijelaskan di atas ).

DM Tipe I disebabkan kelainan genetik/bawaan, jumlahnya <5% dari semua penderita, dan umumnya terdeteksi di usia remaja.

Gejala, tanda-tanda diabetes  dan komplikasinya

Semua gejala dan tanda penyakit diabetes merupakan perwujudan/ manifestasi dari kadar gula  yang berlebihan dalam darah. Selain itu, kadar gula darah yang terus-menerus tinggi juga menimbulkan penebalan dinding pembuluh darah di seluruh tubuh, sehingga mengurangi suplai darah ke semua organ tubuh. Inilah yang disebut komplikasi diabetes ; dan itu bisa melibatkan semua organ tubuh, dari kepala sampai kaki. Itulah sebabnya, penderita diabetes yang terlambat terdeteksi biasanya sudah mengalami keluhan-keluhan komplikasi. Semakin tinggi kadar gula darah, semakin banyak/berat keluhan-keluhannya, dan semakin cepat timbul komplikasinya.

Adapun gejala diabetes ( nomor 1 sampai 9 ) dan komplikasi diabetes ( nomor 10 sampai 20 ) antara lain :

  1. Badan sangat lemah/lelah, mudah capek.
  2. Sering sakit kepala, pusing atau pening, atau vertigo ( pusing berputar).
  3. Sering berkeringat dingin.
  4. Mudah mengantuk, terutama  menjelang siang hari.
  5. Mulut kering, rasa haus terus-menerus sehingga memicu keinginan untuk sering minum.
  6. Sering kencing, terutama pada malam hari.
  7. (Pernah mempunyai riwayat) rasa lapar terus-menerus, sehingga memicu Keinginan untuk sering makan.
  8. Gatal-gatal seluruh tubuh.
  9. Berat badan menurun ; lengan dan tungkai ikut mengecil/menyusut.
  10. Gangguan penglihatan, dari penglihatan kabur/berkabut sampai kebutaan.
  11. Sering kebas (numbness) dan kesemutan (tingling) pada tangan dan kaki, terutama kaki.
  12. Tungkai bawah (lutut ke bawah) sering lemah, rasa panas atau dingin, rasa pegal atau sakit/nyeri, rasa kebas dan/atau kesemutan.
  13. Tungkai bawah berubah warna menjadi lebih gelap atau kehitam-hitaman.
  14. Sering timbul bisul.
  15. Jika ada luka, susah sembuh/mengering.
  16. Jika ada infeksi dalam tubuh, susah sembuh ( misalnya : batuk yang susah  sembuh, kurap/jamur  yang susah sembuh, keputihan yang susah sembuh).
  17. Lemah syahwat.
  18. Gejala dan tanda-tanda gangguan fungsi ginjal.
  19. Gejala dan tanda-tanda penyakit jantung koroner.
  20. Stroke ; sekitar sepertiga dari semua kasus stroke disebabkan oleh diabetes.
Komplikasi yang paling berat dari diabetes adalah stroke, kebutaan, penyakit jantung koroner, kerusakan ginjal, lemah syahwat, dan pembusukan kaki (ganggreen diabeticum).

Di negara kita, sebagian besar kasus diabetes terdeteksi pada saat penderita sudah merasakan gejala dan tanda-tanda komplikasi diabetes. Contohnya, seseorang baru ketahuan diabetes setelah penglihatannya kabur. Penderita lain baru ketahuan diabetes setelah mengeluh lemah syahwat, atau setelah mengalami stroke, atau setelah mengalami luka yang susah sembuh, atau baru ketahuan setelah mengeluhkan gangguan di kedua tungkai bawah. Artinya, pada keadaan seperti ini-saat diabetesnya dipastikan, sebenarnya telah terjadi komplikasi diabetes, dan diabetesnya sendiri sudah berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun tanpa disadari.

Itu sebabnya sangat penting bagi kita semua untuk rutin memeriksakan diri, dalam hal ini memeriksa kadar gula darah. Hanya dibutuhkan setetes darah di ujung jari tangan untuk pemeriksaan ini. Saat ini hampir semua puskesmas dan dokter umum  di Indonesia telah memiliki alat pemeriksaan kadar gula darah. Biaya pemeriksaan ini berkisar antara Rp10.000,- sampai Rp25.000,-

Banyak di antara masyarakat kita yang bersikap : “Takut ah, nanti kalau diperiksa ketahuan penyakitnya !” Kalimat seperti ini sering diucapkan oleh banyak kalangan, mulai dari masyarakat di daerah terpencil sampai pejabat tinggi negara. Sekarang kita tahu bahwa sikap ini sangat bodoh dan merugikan. Semakin dini/awal suatu penyakit terdeteksi, semakin mudah perawatannya, semakin sedikit obat dan dosis obat yang diperlukan.

Bantahan Dunia Medis Terhadap  20 Mitos Diabetes

Mitos Nomor 1 : Diabetes adalah penyakit keturunan ?
Setelah membaca uraian di atas, kita sekarang tahu : merupakan kesalahan besar bahwa selama ini masyarakat Indonesia meyakini  diabetes adalah penyakit keturunan. Mulai saat ini, kita harus hapus mitos yang paling sesat ini. Kita harus membuat masyarakat kita mengerti dan waspada bahwa diabetes disebabkan oleh kelebihan asupan (intake) karbohidrat, kekurangan atau kejenuhan insulin, dan akibatnya kelebihan kadar gula darah. Tiga kata kunci:  karbohidrat, insulin, gula darah.
Mitos yang pertama ini menciptakan komplikasi kesalahpahaman yang lain, seperti :
  • Orang yang orangtuanya tidak diabetes menjadi lalai dan merasa aman, merasa tidak perlu menjaga makan, tidak          pernah memeriksa  kadar gula darah, merasa tidak perlu mencegah diabetes, karena merasa tidak mungkin     menderita diabetes.
  • Orang yang orangtuanya diabetes, hidup dalam ketakutan berlebihan terhadap diabetes, merasa pasrah dan tidak bisa    menghindari diabetes di kemudian  hari, sehingga tidak pernah berupaya mencegah diabetes.
Jika sudah mengerti inti penyakit diabetes, kita tahu  bahwa kedua paham ini salah besar. Dalam kenyataannya, banyak penderita diabetes yang ber-orangtua diabetes. Bukankah ini adalah bukti bahwa diabetes adalah penyakit keturunan ? Bukan. Lebih dari 95%  penderita diabetes tidak mewarisi penyakit ini dari orangtuanya, tetapi meniru/mewarisi kebiasaan makan yang salah, yang berlebihan manis dan berlebihan karbohidrat. Kebiasaan ini berlangsung bertahun-tahun atau bahkan berpuluh-puluh tahun, menguras habis cadangan insulinnya, kemudian menimbulkan diabetes.

Iklan-iklan di televisi yang berkaitan dengan diabetes dan ditonton oleh ratusan juta orang Indonesia ikut memperkuat mitos ini, membuat mayoritas masyarakat Indonesia merasa bahwa diabetes adalah penyakit keturunan. Iklan-iklan itu memang tidak salah, bahwa resiko menderita diabetes menjadi lebih besar jika orangtua kita menderita diabetes ; tetapi  iklan-iklan tersebut tidak lengkap dan berpotensi menimbulkan salah paham. Tulisan ini juga sekaligus menjadi himbauan, demi kebaikan  masyarakat banyak, pemilik iklan harus menambahkan kalimat, “karena kita cenderung meniru/mewarisi kebiasaan yang salah dari pola makan orangtua kita”.

Mitos nomor 2 : Ayah mewariskan diabetes kepada anak perempuan, ibu mewariskan kepada anak laki-laki ?
Jika salah satu ataupun kedua orangtua menderita diabetes, tidak berarti anak-anaknya harus ikut menderita diabetes. Seperti telah dijelaskan di atas, >95% penderita diabetes mendapat penyakit ini karena kelebihan asupan (intake) gula dan karbohidrat. Jadi tidak benar ada pewarisan silang seperti mitos selama ini.

Mitos Nomor 3 : Diabetes hanya bisa diderita oleh orang berusia 40 tahun ke atas ?
Tidak benar. Diabetes bisa diderita mulai dari usia remaja sampai usia lanjut. Memang sebagian besar kasus diabetes terdeteksi di usia 40an ke atas, tapi tidak berarti diabetes hanya bisa terjadi di usia lanjut. Seperti telah dijelaskan di atas, diabetes (DM Tipe II) terjadi jika insulin seseorang sudah hampir habis/habis atau sudah resisten terhadap gula darah.

Mitos Nomor 4 : “Saya tidak suka minum/makan manis, mengapa  bisa kena diabetes ?”
Banyak sekali penderita yang ketika terdeteksi/terdiagnosa menderita diabetes, mengajukan keberatan melalui pertanyaan ini. Dan banyak sekali orang sehat yang berpikiran sama : “kalau tidak minum gula, tidak mungkin kena diabetes”. Seperti sudah diterangkan di atas, gula darah  adalah hasil akhir dari segala jenis karbohidrat yang kita terima. Jadi bukan hanya makanan/minuman manis yang diolah menjadi gula darah, tapi semua makanan yang berbahan dasar karbohidrat juga diolah menjadi gula darah. Makanan pokok yang kita makan setiap hari adalah sumber utama gula darah kita. Buah-buahan dan makanan serta jajanan yang dalam proses pembuatannya menggunakan tepung apapun, otomatis ikut menyumbang gula darah. Boleh dibilang, hampir semua makanan dan minuman yang kita makan dan minum - dari pagi sampai malam, mengandung karbohidrat, kecuali air putih, teh tawar/pahit, kopi pahit, dan sayur-sayuran.

Mitos Nomor 5 : Manisnya buah-buahan tidak apa-apa ?
Mitos ini membuat banyak orang sehat dan penderita diabetes merasa tidak perlu terlalu membatasi jumlah buah-buahan yang dimakan. Semua buah-buahan  mengandung gula ; oleh karena itu konsumsi buah-buahan harus dibatasi, baik oleh orang non-diabetes, apalagi oleh penderita diabetes. Buah-buahan yang terasa kuat manisnya, otomatis harus dipantang bagi penderita diabetes, misalnya : durian, rambutan, nangka, cempedak, manggis, sirsak, nenas, duku, langsat, anggur, kurma, dan sawo. Mitos ini juga membuat  kita mengimpor terlalu banyak buah-buahan.

Mitos Nomor 6 : Gula merah aman, tidak menaikkan gula darah ?
Baik gula merah ataupun gula pasir (gula dapur) adalah gula. Perbedaannya hanyalah, kandungan air dalam gula merah  lebih banyak daripada gula pasir. Jadi gula merah maupun gula pasir sama kekuatannya dalam menyumbang gula darah.

Mitos nomor 7 : “Setiap hari saya harus minum manis, kalau tidak minum manis, kepala saya pusing. Katanya minum manis supaya tidak kena sakit kuning/sakit liver” ?
Bagi sebagian masyarakat kita, minum teh manis dan/atau kopi manis sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging, tidak bisa dihapus lagi. Yang menjadi masalah adalah gula pasir ( gula dapur ) yang ditambahkan ke dalam teh/kopi. Nasi yang kita makan -walaupun tidak terasa manis di mulut, sudah cukup menjadi sumber gula untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita. Apapun jenis makanan yang mengandung karbohidrat, termasuk buah-buahan, kue-kue ataupun jajanan yang mengandung tepung,permen dan cokelat, otomatis menjadi gula di dalam darah kita. Jadi, tanpa minum manis pun kita sudah pasti tetap mendapat gula melalui makanan sehari-hari.

Jika tidak bisa meninggalkan  kebiasaan minum teh/kopi, dianjurkan menggunakan gula pengganti yang bebas dijual di pasaran, walaupun tidak menderita diabetes. Tujuan penggunaan gula pengganti (apapun mereknya) hanya satu : memberikan rasa manis dengan menghindari gula dapur, sehingga tidak menaikkan kadar gula darah - jika gula penggantinya nol kalori. Banyak penderita diabetes yang salah paham, berpikir bahwa gula pengganti dapat menurunkan gula darah ; padahal tidak menurunkan, hanya tidak menaikkan gula darah - jika gula penggantinya nol kalori.

Tidak ada kaitan sakit kepala dengan tidak minum manis. Tidak ada kaitan sakit liver dengan kurang minum manis. Sakit liver/kuning disebabkan oleh virus hepatitis.

Mitos Nomor 8 :  Kalau saya rajin olahraga, tidak mungkin kena diabetes?
Seperti telah dijelaskan di atas, diabetes timbul karena asupan karbohidrat yang berlebihan. Memang benar, olahraga sampai berkeringat akan segera menurunkan kadar gula darah, tetapi bukan jaminan bahwa rajin olahraga pasti tidak menderita diabetes. Apalagi jika malas/jarang berolahraga, lebih tidak menjamin seseorang bebas dari kemungkinan menderita diabetes.

Mitos Nomor 9 : Kalau luka saya cepat kering/cepat sembuh, berarti tidak kena diabetes?
Salah satu  komplikasi yang bisa dialami oleh penderita diabetes adalah luka yang sukar  sembuh atau lama mengeringnya. Tapi tidak berarti semua penderita diabetes lukanya sukar sembuh. Luka menjadi susah sembuh karena kadar gula darah terlalu tinggi. Jika kadar gula darah penderita diabetes terkontrol, lukanya bisa saja cepat sembuh. Jadi prinsip yang benar adalah : jika luka susah sembuh, sangat mungkin diabetes ; tapi luka yang cepat sembuh bukan jaminan sesorang tidak diabetes.

Mitos Nomor  10 : Kalau kencing saya tidak terasa manis, berarti saya tidak kena kencing manis?
Untuk memastikan diabetes, bukan dari rasa air kencing atau urin, tapi dari kadar gula darah. Lagipula, kandungan gula yang tinggi di dalam urin belum tentu memberikan rasa manis di lidah. Belum ada yang pernah mencoba meminumnya. Banyak yang pernah mencoba mengecap setetes urin di lidah, tapi yang meminum untuk merasakan manisnya, belum ada.

Mitos Nomor 11 : Kalau kencing saya tidak disemutin, berarti saya tidak kena kencing manis?
Jika air kencing/urin seseorang sampai disemutin, maka ia harus sangat waspada dan patut curiga kemungkinan diabetes, karena pada saat itu kemungkinan kadar gula darahnya tinggi.    Ada tidaknya gula dalam urin sangat tergantung dari kadar gula darah dan fungi ginjal. Jika kadar gula darah terlalu tinggi dan/atau fungi ginjal menurun, maka gula akan bocor ke dalam urin. Jadi urin yang tidak disemutin bukan jaminan tidak menderita diabetes. Lagipula jika urinnya sudah tensiram bersih dari toilet atau tdk ada sarang semut di sekitar toilet, bagaimana bisa disemutin?!

Mitos Nomor 12 : Diabetes ada 2 jenis, basah dan kering ?
Tidak diketahui siapa yang memulai, propinsi mana yang memulai, tapi di negara kita, sangat banyak orang mempercayai mitos ini. Menurut mitos ini, ada dua jenis diabetes : kering dan basah.  ”Jenis yang basah akan mengalami infeksi,luka dan pembusukan di kaki, dan akan berakhir dengan amputasi (pemotongan) kaki. Jenis yang kering lebih aman, tidak akan mengalami pembusukan kaki” .  Mitos ini sangat menyesatkan.
Penderita diabetes yang kadar gula darahnya terlalu tinggi untuk jangka waktu tertentu, bisa mengalami infeksi spontan di kaki atau bahkan di bagian lain tubuh. Jadi, luka dan pembusukan kaki pada penderita diabetes disebabkan oleh kadar gula darah yang terus-menerus tinggi, dan hal ini bisa terjadi pada semua penderita diabetes. Tidak ada penggolongan diabetes basah atau diabetes kering.

Mitos Nomor 13 : Kalau kena diabetes, makan saja kentang atau keladi, bisa menurunkan gula darah.
Baik nasi, kentang, keladi, dan segala jenis umbi-umbian, adalah sumber karbohidrat. Dalam hal ini, yang terpenting adalah membatasi jumlahnya, bukan jenisnya. Kalau kita terbiasa dengan nasi sebagai makanan pokok, tetap boleh makan nasi asalkan jumlahnya dibatasi. Kalau kita terbiasa dengan ubi/keladi sebagai makanan pokok, tetap boleh makan ubi/keladi asalkan jumlahnya dibatasi. Jadi, bagi orang yang terbiasa makan nasi, tidak boleh makan kentang atau keladi sebagai tambahan/cemilan, boleh sebagai pengganti. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah jumlahnya.

Mitos Nomor 14 : Kalau kena diabetes, jangan makan nasi/beras biasa, makan saja beras jatah/raskin (beras miskin).
Bukan jenis beras yang paling menentukan kadar gula darah, tapi jumlah/ porsi nasi yang dimakan itulah yang paling menentukan kadar gula darah. Penderita diabetes yang tidak benar-benar miskin diharapkan tidak merampas hak/jatah orang miskin.

Mitos Nomor 15 : Penderita diabetes boleh minum madu ?
Jelas tidak boleh, karena kandungan gula dalam madu sangat tinggi. Begitu juga dengan sirup-sirup, air tebu, minuman kaleng, semua yang manis-manis otomatis menjadi pantangan bagi penderita diabetes.

Mitos Nomor 16 : Diabetes dapat ditularkan melalui hubungan suami-isteri atau transfusi darah ?
Tidak. Diabetes bukan penyakit menular.

Mitos Nomor 17 : Ramuan pahit-pahit bisa menurunkan gula darah ?
Tidak benar. Mitos ini lahir dari pemikiran sederhana bahwa rasa manis di dalam darah dapat dilawan oleh ramuan pahit-pahit. Tanpa obat apa pun, jika belum ada komplikasi yang berat, gula darah bisa menurun jika asupan karbohidrat dikurangi secara drastis, dan pemakaian serta pembakaran gula darah diperbanyak melalui aktivitas fisik (olahraga).

Mitos Nomor 18 : Obat-obat diabetes dari dokter bisa menimbulkan telinga pekak ?
Telinga pekak atau berdengung/berdenging bisa disebabkan oleh beberapa kemungkinan, seperti kelebihan kolesterol, kelebihan trigliserid (lemak darah), gangguan saraf pendengaran, gangguan tulang-tulang pendengaran, atau karena kotoran yang penuh menyumbat liang telinga. Kadar gula darah yang terlalu tinggi juga dapat menimbulkan keluhan telinga berdengung.

Mitos Nomor 19 : Obat-obat diabetes dari dokter bisa merusak ginjal ?
Gangguan ginjal yang terjadi pada penderita diabetes adalah salah satu komplikasi terberat dari diabetes, akibat dari kadar gula darah yang terus-menerus tinggi.

Mitos Nomor 20 :Diabetes bisa disembuhkan ?
Tidak bisa. Jika berobat ke Malaysia atau Singapore, diabetes bisa disembuhkan ? Tidak bisa. Berobat alternatif ? Tidak bisa. Tidak ada istilah “sembuh” untuk diabetes, yang ada hanya “terkontrol” atau “terkendali”. Sampai saat ini, belum ada obat yang diakui  dapat menyembuhkan diabetes. Semua obat diabetes yang ada bertujuan untuk menurunkan kadar gula darah. Berarti, diabetes  bisa dikendalikan atau dinormalkan gula darahnya, tetapi tidak dapat disembuhkan. Jika ada kemasan ataupun iklan obat yang mengklaim dapat menyembuhkan diabetes, itu adalah penipuan. Sampai hari ini, WHO dan Departemen Kesehatan RI tidak pernah mengakui obat yang bisa menyembuhkan diabetes.

Walaupun diabetes tidak bisa disembuhkan, tapi penderita diabetes bisa hidup normal tanpa keluhan jika :
a. Kadar gula darah selalu terkontrol.
b. Rajin dan rutin berolahraga.
c. Belum mengalami komplikasi.

Jika mitos masih bertahan di Indonesia

Mitos-mitos ini ; bagi sebagian masyarakat kita yang tinggal di kota-kota besar - apalagi yang tinggal di luar negeri, mungkin terdengar aneh, lucu, bahkan menggelikan (rediculous). Tapi itulah kenyataan yang ada di tengah-tengah bangsa kita. Jumlah mitos seputar diabetes memang tidak mencapai angka seribu seperti judul tulisan ini, tapi jumlah orang yang meyakininya mungkin mencapai beberapa puluh juta di antara masyarakat Indonesia. Mitos-mitos ini pula yang menuntun banyak penderita diabetes mencari pengobatan-pengobatan alternatif yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya, yang pada akhirnya berujung pada komplikasi diabetes.

Tidak diragukan lagi bahwa keyakinan akan mitos-mitos ini menjadi salah satu faktor utama yang membuat jumlah penderita bertambah dari tahun ke tahun, menghambat upaya-upaya pencegahan diabetes, dan membuat banyak penderita terjerumus ke dalam komplikasi-komplikasi diabetes.

Coba kita bertanya pada orang-orang di sekitar kita, anggota keluarga besar kita, tetangga kita, teman kuliah atau teman kerja kita; masih sangat banyak orang yang mempercayai dan menjalankan pola hidup sesuai dengan  mitos-mitos di atas. Mungkin diperlukan waktu puluhan tahun untuk menghapus begitu banyak mitos sesat tentang diabetes.

Jika kita tidak mengerti dengan benar inti dan penyebab diabetes ;
  • Bagaimana kita bisa mencegahnya ?
  • Bagaimana kita bisa menekan laju pertambahan jumlah penderita diabetes di Indonesia ?
  • Bagaimana kita bisa membuat saudara-saudara kita yang sudah menderita diabetes menjalani hidup yang lebih baik ?
Informasi awal yang sangat menentukan

Bagi penderita diabetes, informasi awal yang benar dan lengkap tentang diabetes menjadi  hal yang sangat menentukan. Pemahaman penderita diabetes terhadap penyakit ini dan perjalanan penyakit  selanjutnya, sangat dipengaruhi oleh informasi yang diterima dari tenaga kesehatan/dokter pertama yang mendeteksi diabetesnya. Jika informasi dan nasehat medis yang diterima lengkap, tegas dan benar, penderita bisa menjalani hidup yang lebih berkualitas. Sungguh sebuah ironi, di negara kita sangat banyak penderita diabetes yang walaupun sudah bertahun-tahun menderita diabetes, masih bertanya ke sana kemari, “Apa makanan yang harus dipantang ?”. Jika informasi dan nasehat medis yang diterima salah dan tidak lengkap, maka keyakinan terhadap mitos-mitos seputar diabetes akan mengambil alih perjalanan penyakitnya dan menyengsarakan di kemudian hari.

Semoga tulisan ( yang terpaksa harus panjang lebar )  ini bisa menyumbang sebuah langkah kecil untuk memulai penyebaran informasi yang benar tentang diabetes bagi masyarakat Indonesia. Bagi anda yang merasa (pernah) mengalami gejala-gejala dan tanda-tanda diabetes, konsultasikanlah dengan dokter terdekat masing-masing dan pastikan dengan pemeriksaan kadar gula darah. Kadang-kadang diperlukan beberapa kali pemeriksaan kadar gula darah untuk memastikan diabetes atau tidak diabetes.

Bagi saudara-saudara kita yang sudah positif menderita diabetes, selama belum mengalami komplikasi berat, semoga tulisan ini memberikan kesadaran dan motivasi baru untuk terus menghindari pantangan, terus berolahraga, terus berobat dan rutin memantau  kadar gula darahnya. Semakin terkendali kadar gula darah, semakin sedikit keluhan yang dirasa, semakin rendah dosis obat yang diterima.

Ada banyak jenis obat penurun gula darah. Dua jenis obat yang paling umum dipakai di seluruh dunia juga ada di semua puskesmas di Indonesia. Harganya saat ini berkisar Rp 150,- sampai Rp500,- per tablet. Di luar itu masih banyak golongan dan jenis obat penurun gula darah. Jika anda sudah dipastikan menderita diabetes oleh dokter, selama belum terdapat komplikasi yang berat, semua dokter di Indonesia - dari Sabang sampai Merauke, bisa mengobatinya. Dan perlu diingatkan sekali lagi : obat diabetes alamiah yang terbaik  adalah olahraga, sampai berkeringat.

Bagi pembaca yang ber-orangtua diabetes, semoga mendapat pencerahan bahwa walaupun orangtua kita diabetes ;
  • Ayah dan/atau ibu kita tidak mewariskan penyakit ini untuk kita,
  • Kita  bisa mencegah diabetes.
Bagi orangtua yang menderita diabetes, semoga tulisan ini bisa menjadi  nasehat bagi anak-anak kita untuk  menghindari diabetes. Mitos nomor 1 yang paling sesat kita hapus dengan pengetahuan yang benar :
“Orang tua diabetes, anak-anaknya  harus bisa tidak diabetes”.

Bagi pembaca yang tidak terkena diabetes, semoga tulisan ini menyadarkan kita untuk tetap waspada, menjaga diet yang seimbang, terus berolahraga, dan rutin memantau kadar gula darah. Membatasi asupan gula dan karbohidrat adalah prinsip utama, dan olahraga adalah langkah pertama.

Jika kita semua sadar dan melakukan dua hal ini, suatu saat jumlah penderita baru diabetes pasti menurun. Dan kita boleh bermimpi,  suatu hari Indonesia tidak lagi mengimpor gula, segala macam tepung, dan buah-buahan. Salam Kompasiana. Rengat, Februari 2013.

Sumber : Dr Kosasi Kwek di Kompasiana
 
Proudly powered by Blogger Template by Creating Website
Iwan Setiawan Blog Sitemap
© www.iwansetiawan.com All Rights Reserved
Desember 2013